Nov 22, 2009

..::Youth Culture::..

Review film berdasarkan youth culture

Judul film : 3 Hari Untuk Selamanya

Pemeran : - Nicholas Saputra

- Adinia Wirasti

Sutradara : Riri Riza

Produser : Mira Lesmana (Miles)




Sinopsis :

Film ini bercerita tentang perjalanan dua orang saudara sepupu dari Jakarta menuju Jogjakarta untuk menghadiri pernikahan kakak perempuan dari Ambar ( Adinia Wirasti ). Misi utama mereka adalah mengantarkan seperangkat alat makan untuk malam Widodareni yang dipercayakan pada Yusuf ( Nicholas Saputra ) dengan ditemani Ambar.

Mereka mengalami petualangan dalam perjalanan mereka ke Jogja dengan bertemu beragam orang dari latar belakang yang berbeda dan mampir ke tempat-tempat menarik. Dan sepanjang perjalanan mereka berbagi cerita dan pengalaman dalam hidup mereka serta pandangan mereka dalam menyikapi hidup yang berujung pada kedekatan hubungan mereka.


Review dalam tataran youth culture

Dalam film ini ditampilkan beragam aspek gaya hidup yang ada dalam budaya anak muda. Mulai dari fashion, musik, drugs, seks bebas hingga pandangan mengenai hidup. Semua hal itu dikemas secara beruntun dan terkait satu sama lainnya sehingga mudah untuk ditarik kesimpulan satu pemahaman mengenai anak muda berdasarkan film ini.

Film ini berusaha menampilkan sampling sikap dan perilaku anak muda dan budaya youth culture dalam memandang beragam nilai-nilai hidup. Berikut aspek-aspek yang dapat terdapat pada film “3 Hari Untuk Selamanya”.


Fashion

Fashion yang ditampilkan dalam film ini menggambarkan identitas anak muda yang digunakan oleh Ambar ( Adinia Wirasti ) dan Yusuf ( Nicholas Saputra ). Ambar digambarkan sebagai perempuan muda yang mengikuti tren dengan berdandan, rok mini, tank-top, kalung manik-manik dan kacamata besar kemudian Yusuf digambarkan sebagai lelaki yang simpel dengan tampilan kaos oblong, celana jeans dan rambut gondrong.

Dari hal fashion tampak suatu upaya pembentukan identitas diri yang merupakan ciri-ciri anak muda. Ambar memvisualisasikan diri sebagai perempuan yang up to date dan Yusuf memvisualisasikan diri sebagai mahasiswa dengan rambut gondrongnya.

Hal ini adalah suatu youth culture yang dapat ditemui dimana saja dengan upaya-upaya yang dilakukan setiap perempuan muda dalam menyikapi perkembangan fashion dan mulai memperhatikan penampilannya. Untuk laki-laki memanjangkan rambut adalah keputusan yang diambil sebagai wujud pembuktian lepasnya diri mereka dari image anak sekolahan atau ABG. Keputusan ini kerap diambil saat mereka memasuki bangku kuliah dan sebagai wujud kebebasan anak muda dalam mengambil keputusan dalam hidupnya


Musik

Dalam film ini musik ditampilkan dalam wujud pergaulan Ambar yang digambarkan sebagai clubber dimana ia memiliki ‘partner in crime’ yang ditemuinya tiap kali dugem. Selain itu ia juga dekat dengan seorang musisi di Bandung yang merupakan band idolanya.

Dari sini terlihat bahwasannya musik menjadi salah satu pengaruh dalam youth culture dimana anak muda akan mengidentifikasikan dirinya masuk dalam golongan tertentu berdasarkan musik yang digemarinya serta menggunakan elemen-elemen yang ada disekitar music tersebut contohnya dalam cara berpenampilan, bersikap dan mengkonsumsi sesuatu.


Drugs

Drugs dalam film ini ditampilkan secara gamblang, Yusuf adalah pengkonsumsi ganja dan Ambar adalah pengkonsumsi obat penenang. Walaupun drugs bukan termasuk dalam aspek youth culture, tapi drugs adalah suatu wujud akibat dari youth culture dimana konsekuensi dalam kebebasan pengambilan keputusan yang dimiliki anak muda adalah sesuatu yang akan mereka terima dan jalani dalam memilih pergaulan.

Di film ini Nampak konsekuensi dari Ambar yang memilih pergaulan dalam dunia malam/clubbing dengan mengkonsumsi obat penenang saat ia clubbing dan Yusuf yang membeli ganja dari Erwin ( Agus Ringgo ) dengan cara mengerjakan tugas kuliah Erwin.


Sex

Sebagai salah satu penanda dalam perkembangan anak muda, sex dalam film ini ditampilkan dalam kapasitas anak muda dalam menyikapi hubungan antar lawan jenis. Di film ini terdapat beragam bentuk sikap dan perilaku mengenai sex dalam sudut pandang anak muda seperti Adin (Kakak Ambar) yang terpaksa menikah dengan kekasihnya karena terpergok ML ( making Love ) oleh orang tuanya. Kemudian Ambar yang berhubungan dengan musisi idolanya serta sikap permisif dari Ambar mengenai pernikahan kakanya adalah beberapa contoh penilaian anak muda dalam kaitannya tentang sex.


Pandangan hidup

Pandangan hidup yang dimaksud adalah pemikiran dan penilaian Ambar dan Yusuf sebagai anak muda dalam menghadapi problematika dan fenomena dalam hidup mereka diantaranya pemikiran mereka tentang pendidikan, affair ayah Ambar, pernikahan, dan agama. Pandangan hidup yang ditampilkan di film ini sangat adaptif sesuai dengan perkembangan zaman, munculnya sifat-sifat permisif atas hal yang masih dianggap tabu serta sikap acuh yang kerap melekat pada tokoh yang ada di film ini.



Followers